Setiap manusia memilik hak yang sama dalam tatanan sosial termasuk yang memiliki keterbatasan, mungkin itulah yang ingin dirasakan oleh Pak abdulah yang menjadi tuna netra sejak kecil. Bapak Abdulah tinggal di Penggilingan, Cakung Jakata Timur. Ia hidup bersama dengan seorang istri dan anak perempuan satu satunya yang kini duduk di bangku sekolah dasar.

Pak Abdulah sehari hari berprofesi sebagai pedagang kerupuk bangka. Ia menjajakan dagangannya dari siang hingga malam hari.fisiknya yang tidak sekuat orang lain, mengharuskan dia beristirahat lebih banyak walau dalam kondisi yang penuh dengan keterbatasan, pak Abdulah termasuk salah satu jamaah masjid yang aktif dilingkungan rumahnya. Tak pernah sekalipun ia melewatkan sholat berjamaah di masjid kecuali jika ia sedang berjualan kerupuk.

Selain berjualan kerupuk bangka, pak Abdulah juga menerima jasa pijat panggilan. Keahlian memijatnya ia dapat semasa ia menjadi pegawai pijat dan refleksi beberapa tahun silam. Ketika panggilan pijat datang, sang istri selalu setia menemani dan membantu pak Abdulah. Istri pak Abdulah hanya ibu rumah tangga biasa saja, tanpa usaha sampingan. Pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka dapat dari hasil jualan kerupuk bangka dan pijat keliling.

Alhamdulillah, Pak Abdulah mendapatkan tambahan modal usaha untuk berjualan kerupuk bangka dan juga membuka warung kecil yang nantinya akan dikelola istri pak Abdulah. Bantuan modal untuk usaha pak Abdulah dan istri adalah amanah dari para donatur Yakesma yang hingga saat ini masih terus berkomitmen untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pra sejahtera agar dapat hidup mandiri.

“Terima kasih kepada Yakesma yang sudah mau menyalurkan bantuannya kepada keluarga kami yang memiliki keterbatasan ini, semoga Alloh Mudahkan segala urusan para donatur yang sudah mendonasikan sebagian hartanya melalui Yakesma.”, ungkap Pak Abdullah.