Memaknai Pergantian Waktu

Alhamdulillah, kita bersyukur atas nikmat waktu dalam hitungan setahun. Kita baru saja memasuki tahun 1444 H. Banyak yang sudah kita lakukan dari kebaikan dan kemanfaatan. Berharap Allah swt berkenan membalasnya. Sedang dari kesalahan dan kekurangan, kita berharap Allah swt berkenan memaafkan dan selanjutnya menyempurnakan untuk tahun ini dan tahun-tahun mendatang yang lebih baik. Amiin

Dalam catatan Al-Qur’an, pergantian waktu, baik hari, pekan, bulan, maupun tahun merupakan sunnatullah. Artinya, ketentuan dan ketetapan Allah swt dalam pergiliran waktu kehidupan, sebagai salah satu tanda kebesaran dan keagunganNya.

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

Artinya: “Sungguh dalam penciptaan langit dan bumi, serta pergantian malam dan siang terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal “. (QS. Ali Imran: 190).

Dalam konsepsi Al-Qur'an dan hadits, pergantian waktu memiliki makna dan filosofi agung, tidak sekedar berpindah atau berganti tahun. Dalam pergantian waktu ada pergiliran keadaan kehidupan. Sering dikatakan ‘Roda kehidupan itu berputar‘.

وَتِلْكَ الْاَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِۚ

Artinya: “Demikianlah masa itu Kami pergilirkan diantara manusia “. (QS. Ali Imran: 140).

Dalam bahasa Syekh Sa'di, pergiliran antara kesuksesan dan kegagalan, kemenangan dan kekalahan, atau kekuatan dan kelemahan, serta semua keadaan yang bersifat timbal balik merupakan sarana ibtila‘, untuk lebih dikenal pasti antara seorang mukmin dan fajir. Hal ini sesuai dengan isyarat ayat yang artinya, “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan, agar kalian mengingat (kebesaran Allah)“. (QS. Adz-Dzariyat: 49). Seorang mukmin akan mampu bersyukur dan bersabar terhadap keadaan yang ditetapkan oleh Allah swt untuk dirinya. Itulah sikap sejati yang mengagumkan, dipuji oleh nabi saw dalam salah satu sabdanya,

عَجَبًا لِأَمْرِ المُؤْمِنِ . إِنَّ أَمَرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ . وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ . إِن أَصَابَتْهُ سراءُ شَكَرَ . فَكَانَ خَيْرًا لَهُ . وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضراءُ صَبَرَ . فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Artinya: “Sungguh menakjubkan keadaan (sikap) seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)

 

artikel yakesma: memaknai pergantian waktu

 

Dalam rangka itu, nabi saw menuntun umatnya untuk menghargai dan memanfaatkan waktu dari satu keadaan sebagai antisipasi atas keadaan lain yang datang silih berganti, bukan malah cenderung menyia-nyiakan waktu atau memaksiatkannya. 

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Artinya: “Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: Masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Masa kayamu sebelum datang masa fakirmu. Waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu. Hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Al Hakim)

Pada pergantian waktu terdapat hikmah kehidupan yang layak dijadikan pedoman. Berjalannya waktu berarti berjalannya kehidupan; berjalannya harta, keluarga, tugas dan profesi kita. Harapannya tidak sekedar berjalan begitu saja, namun berjalan pahala kebaikan kita menyertai perjalanan waktu, sehingga akan menjadi investasi terbaik untuk akhirat kita. Jangan sampai, waktu berlalu begitu saja tanpa ada kemanfaatan. Rasulullah saw mengingatkan,

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

Artinya: “Diantara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah (dia) meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Seiring pergantian waktu pula, terdapat isyarat akan dekatnya akhir waktu, sehingga kita diperintah untuk selalu mempersiapkan diri. Allah swt berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ

Artinya: “Hai orang-orang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang sudah dipersiapkan untuk hari esok…” (QS. Al-Hasyr: 18).

Mayoritas mufassir memahami hari esok adalah esok yang terakhir yang bernama kiamat, karena tidak ada waktu esok setelah kiamat terjadi. Syekh Sa'di menjadikan ayat ini sebagai ayat inti dalam muhasabah diri. Muhasabah untuk esok yang lebih baik dalam semua waktu, khususnya esok yang bernama hari akhirat.

Sangat layak untuk direnungkan ungkapan sahabat Ali bin Abi Thalib ra yang diriwayatkan oleh Ad-Dailamy,

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ

 “Barangsiapa yang dua harinya (hari ini dan kemarin) sama maka ia telah merugi, barangsiapa yang harinya lebih jelek dari hari sebelumnya, maka ia tergolong orang-orang yang terlaknat”.

Terlebih untuk menjadi yang terbaik di akhir amal dan akhir usia, sehingga layak meraih husnul khotimah sebagaimana harapan dan do'a Abu Bakar Ash-Shiddiq ra yang dinukil oleh Ibnu Abi Syaibah,

اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي أَخِيرَهُ ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاك

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku di penghujungnya. Dan jadikanlah sebaik- baik amalku di akhir hayatku, dan jadikanlah sebaik hariku pada saat aku bertemu denganMu.” Amiin

(Oleh: Dr. Atabik Luthfi, MA)

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Tentang Kami
    Yayasan Kesejahteraan Madani (YAKESMA) didirikan pada 4 juli 2011, sebagai sebuah lembaga amil zakat yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat dan mereka yang telah berjasa dalam pengajaran pendidikan keterampilan pemberdayaan dan dakwah di masyarakat.
    Kontak Yakesma
    Jalan Teluk Jakarta No.9
    Komp. AL Rawa Bambu, Pasar Minggu,
    Jakarta Selatan 12520
    Telp: (021) 22 789 677 | WA. 0822 7333 3477
    Email: welcome@yakesma.org
    Sosial Media
    2023 - Yayasan Kesejahteraan Madani