Istimewanya Anak Yatim dalam Agama Islam

Memuliakan anak yatim merupakan suatu anjuran yang utama dalam agama Islam. Rasulullah SAW sampai berani menjamin surga bagi mereka yang mau merawat dan memuliakan anak-anak tersebut.

Kenapa agama Islam seperti mengistimewakan anak yatim? Ada hikmah apakah dibaliknya? Yuk, ketahui jawabannya dengan membaca ulasan ini hingga tuntas!

Pengertian Anak Yatim

Makna kata yatim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tidak beribu atau tidak berayah lagi (karena telah meninggal).

Jadi apa yang dimaksud dengan anak yatim? Maknanya merupakan anak-anak yang hanya memiliki satu orangtua saja.

Menurut bahasa Arab, kata yatim berarti infirad atau sendiri. Maknanya tidak khusus hanya digunakan untuk anak-anak saja, tapi bisa juga bermakna janda (al yatimah).

Secara kaidah fikih, makna yatim didefinisikan sebagai anak-anak yang kehilangan ayahnya karena meninggal, saat dia belum akil balig.

Jika dia sudah akil balig, maka tidak lagi termasuk yatim. Sedangkan bila dia ditinggal ibunya sebelum akil balig, maka disebut muqtha’ (di Indonesia disebut piatu).

Jadi di dalam Islam, anak-anak yang akan masuk golongan ini adalah jika:

  1. Ayah kandungnya telah meninggal, sebagaimana ditegaskan Ali bin Muhammad al-Jurjani dalam kitabnya At Ta’rifat, “Yatim artinya seseorang yang ayahnya wafat karena nafkahnya wajib ditanggung ayah, bukan ibunya.”
  2. Belum akil balig, sebagaimana disebutkan Imam Abu Ishaq al Syairazi dalam kitabnya Al Muhazzab, “Yatim adalah seorang yang tak punya ayah di saat dia belum akil balig. Setelah akil balig maka tidak lagi disebut yatim.”

Itu berarti anak-anak yang ditinggal ayahnya sebab cerai, tidak termasuk golongan ini. Pun anak-anak yang ayah kandungnya meninggal, lalu punya ayah tiri setelah ibunya menikah lagi, tetap merupakan golongan ini.

Keistimewaan Anak Yatim dalam Islam

Dalam agama Islam, mereka memiliki tempat yang istimewa. KH Ahsin Sakho Muhammad, mantan rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) menyebutkan bahwa Alquran mengulang kata “yatim” sampai 23 kali.

Sebanyak 9 kali kata “yatim” dalam bentuk tunggal disebut dalam Alquran, sisanya 13 kali dalam bentuk jamak (yatiimaini dan seterusnya).

Keistimewaan sekaligus balasan orang yang merawat anak yatim adalah sebagai berikut:

Menjadi Jalan untuk ke Surga

Keistimewaan utama bagi mereka yang merawatnya adalah dapat menjadi jalan ke surga. Hal ini sebagaimana dijanjikan Rasulullah SAW dalam hadits:

“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim di antara dua orangtua muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.”

(HR Abu Ya’la dan Thabrani)

Dekat dengan Rasulullah Seperti Dekatnya Jari-jari Tangan

Merawat mereka juga dapat menjadikan seseorang dekat dengan Rasulullah SAW di surga, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:

“Saya dan orang yang memelihara anak yatim di surga, seperti ini (sambil merenggangkan jari telunjuk dan jari tengah).” (HR Bukhari)

Membawa Keberkahan Rumah Tangga

Keistimewaan selanjutnya adalah bahwa merawat anak-anak ini dapat membawa keberkahan rumah tangga. Hal tersebut diungkapkan dalam hadits Rasulullah SAW ini:

“Sebaik-baik rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik. Dan sejelek-jelek rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim dan dia diperlakukan dengan buruk.” (HR Ibnu Majah)

Kebutuhan Hidup Mudah Terpenuhi

Siapa yang tak ingin segala kebutuhan hidupnya dengan mudah terpenuhi? Caranya adalah dengan merawat mereka, maka keistimewaan itu bisa diperoleh, sesuai hadist tentang menyayangi anak yatim ini:

“Sukakah kamu? Jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu dapat terpenuhi? Sayangilah anak yatim dengan mengusap mukanya, serta berilah makan dari makananmu, maka niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu dapat terpenuhi.” (HR Thabrani)

Mendapatkan Pahala Berlipat-ganda

Selain keistimewaan dunia, barang siapa yang merawat dan memelihara anak-anak ini juga akan mendapatkan keutamaan pahala berlipat-lipat, seperti diungkap dalam hadist ini:

““Barangsiapa mengurus tiga anak yatim maka dia ibarat orang yang melakukan qiyamul lail pada malam harinya, berpuasa pada siang harinya, berangkat pagi dan sore hari dengan pedang terhunus di jalan Allah, aku dan dia berada di surga seperti dua saudara sebagaimana dua ini yang bersaudara.” Dan beliau menempelkan dua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.” (HR Ibnu Majah)

Banyaknya keistimewaan yang Allah berikan tersebut, agar menjadi motivasi kaum muslimin untuk tidak menelantarkan mereka.

gambar : muslimobsession.com

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Tentang Kami
    Yayasan Kesejahteraan Madani (YAKESMA) didirikan pada 4 juli 2011, sebagai sebuah lembaga amil zakat yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat dan mereka yang telah berjasa dalam pengajaran pendidikan keterampilan pemberdayaan dan dakwah di masyarakat.
    Kontak Yakesma
    Jalan Teluk Jakarta No.9
    Komp. AL Rawa Bambu, Pasar Minggu,
    Jakarta Selatan 12520
    Telp: (021) 22 789 677 | WA. 0822 7333 3477
    Email: welcome@yakesma.org
    Sosial Media
    2023 - Yayasan Kesejahteraan Madani