Ibrah Waktu untuk Ibadah Harta

Alhamdulillah kita layak bersyukur atas anugerah waktu yang menjadi media pengabdian kita kepada Allah swt. Tahun 2022 akan segera kita tinggalkan. Sepanjang satu tahun tersebut, sudah banyak capaian yang berhasil kita torehkan, namun lebih banyak yang belum mampu direalisasikan karena berbagai faktor.

Tetap optimis dan yakin, apa yang sudah dipersembahkan akan memicu dan memacu untuk mempersembahkan yang lebih baik lagi untuk kemaslahatan umat.

Untuk itu, menyiapkan, merencanakan, mengatur dan menyusun strategi menjadi keniscayaan untuk meraih hasil yang lebih optimal di tahun yang akan datang.

Perjalanan masa lalu merupakan ibrah dan pelajaran, seperti juga perjalanan sejarah orang-orang sebelum kita. Allah swt menghendaki agar peristiwa masa lalu, baik tentang kita maupun tentang orang lain adalah pelajaran kehidupan yang sangat berharga.

لَقَدْ كَانَ فِى قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِن تَصْدِيقَ ٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (QS. Yusuf: 111).

Ibrah artinya pelajaran dan pengajaran menuju lebih baik. Syekh Sulaiman Al-Asyqar dalam bukunya ‘Zubdatut Tafsir min Fathil Qadir menjelaskan maksud ‘Ibrah’ sebagai petunjuk yang membebaskan seseorang dari kejahilan dan kebingungan atau keraguan.

Sekiranya masa lalu lebih banyak kekhilafan dan kekurangan, maka masa sekarang merupakan rintisan program-program kebaikan. Sekiranya masa lalu ada capaian dan prestasi, maka masa kini adalah batu loncatan untuk menjaga dan meningkatkan.

Oleh karenanya, masa kini yang sedang dihadapi berfungsi pengoreksi atas masa lalu yang salah, atau pemangkin dan motifasi untuk lebih baik di masa kini sebagai modalitas untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Rasulullah saw menyebut di dalam salah satu sabdanya untuk selalu mendampingi kesalahan atau keburukan dengan kebaikan-kebaikan.

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

 

Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, dan iringilah kesalahan (masa lalu) dengan kebaikan (masa kini) niscaya Allah ia akan menghapusnya. Serta bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik”. (HR. Tirmidzi)

Tentang masa sekarang, Allah swt perintahkan hamba-hambaNya untuk terus beramal bagaimanapun keadaan masa lalu dan masa yang sedang dihadapi.

وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ

Dan katakanlah, “Beramallah kamu, maka Allah akan melihat amalmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105).

Justru amal masa kini adalah pelebur kesalahan masa lalu, serta modal untuk prestasi masa yang akan datang. Untuk itu, perencanaan menjadi hal yang mutlak untuk disiapkan berdasarkan masa lalu dan outlook masa yang akan datang. Allah swt mengingatkan dalam salah satu firmanNya dengan bahasa yang umum,

وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ

Dan persiapkanlah oleh kalian segenap yang kalian mampu (berbagai potensi)”. (QS. Al-Anfal: 60)

Terlebih mempersiapkan dan merencanakan penghimpunan, pengelolaan dan distribusi ibadah harta yang memiliki proyeksi jangka panjang, bahkan amal yang dikategorikan jariyah, yaitu pahalanya terus mengalir meskipun munfiq dan mushaddiqnya sudah meninggal dunia, sesuai dengan jaminan hadits Nabi Muhammad saw,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim)

Saking panjangnya rentang waktu ibadah harta, sehingga diceritakan penyesalan seseorang di hari akhirat kelak, dengan harapan diperkenankan kembali hidup ke dunia, dengan tekad akan bersedekah dan menjadi orang-orang shalih.

وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ

“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih.” (QS. Al-Munafiqun: 10)

Oleh karenanya, sebelum terjadi penyesalan yang demikian berat, Al-Qur’an mengingatkan agar setiap diri mempersiapkan yang terbaik untuk kebahagiaan di kehidupan akhirat.

Balasan itu sesuai dengan persiapan dan amal perbuatan yang berhasil dijalankan oleh setiap orang, karena raport amal kelak bersifat personal individual. Allah swt memerintah semua hambaNya di surat Al-Hasyr: 18,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Hasyr: 18)

Ibadah harta atau ibadah dengan harta yang bernilai pahala jangka panjang dan berkesinambungan layak untuk diingat dan diperhatikan dalam setiap waktu yang dialokasikan dalam rangka beribadah di sisiNya.

Dengan mengingat keutamaan ibadah harta yang istimewa tersebut, baik sebagai muzakki, munfiq, mushaddiq, atau amil, maka semua berikhtiar untuk memberikan kontribusi terbaik, sehingga tercapai target yang dicanangkan oleh LAZ, Baznas dan Kementerian Agama menuju masyarakat yang tersejahterakan melalui berbagai program pendayagunaan harta Ziswaf. Insya Allah

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Tentang Kami
    Yayasan Kesejahteraan Madani (YAKESMA) didirikan pada 4 juli 2011, sebagai sebuah lembaga amil zakat yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat dan mereka yang telah berjasa dalam pengajaran pendidikan keterampilan pemberdayaan dan dakwah di masyarakat.
    Kontak Yakesma
    Jalan Teluk Jakarta No.9
    Komp. AL Rawa Bambu, Pasar Minggu,
    Jakarta Selatan 12520
    Telp: (021) 22 789 677 | WA. 0822 7333 3477
    Email: welcome@yakesma.org
    Sosial Media
    2023 - Yayasan Kesejahteraan Madani