Orang yang mempunyai keyakinan yang kuat kepada Allah SWT akan senantiasa merespon setiap perintah Rabb-nya dengan ketaatan dan pelaksanaan yang baik. Menjalankan kehidupan dunia pun menjadi lebih tenang tapi sangat mengkhawatirkan akhirat. Ia ingin kehidupan dunia dan akhirat terpelihara sehingga dengan sukarela menjaga shalat, membayar zakat, dan menjauhkan diri dari maksiat.

Seorang mukmin sadar bahwa dunia ini sementara dan setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti. Karena itu, orang beriman sangat responsif terhadap perintah Allah termasuk perintah menunaikan zakat. Merespon perintah tanpa pilih-pilih, semua perintah dilakukan dengan keimanan.

Zakat yang ditunaikan karena keimanan kepada Allah akan mendatangkan hikmah bagi yang menunaikannya. Allah memberikan ganjaran berupa banyak kebaikan bagi hambanya yang responsif terhadap perintah zakat. Muslim yang berzakat, Allah hantarkan ia kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat. Dijadikannya berzakat sebagai aktivitas yang membahagiakan orang lain dan batinnya sendiri.

Zakat bukan hanya kebajikan saja tapi tentang menjalankan rukun Islam. Setiap rukun Islam adalah ibadah yang berhubungan langsungn dengan Allah. Maka dari itu, berzakat juga merupakan ibadah sebagai bukti ketaatan kepada Allah. Muslim yang menjadikan zakat sebagai sarana bagi dirinya untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, maka akan Allah tambahkan keimanan.

Disamping itu ada hikmah yang tak ternilai jika dibandingkan dengan sejumlah harta yang dibayarkan zakat. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar, sebagaimana dalam firman Allah swt:

 “Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orangorang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang Itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.” (QS. An-Nisa’: 162)

Pahala besar yang dimaksud dalam ayat ini adalah jaminan surga bagi orang-orang yang taat membayar zakat. Besarnya imbalan akhiratlah yang dikejar oleh orang beriman.

Zakat merupakan sarana pengampunan dosa, sebagaiman firman Allah.

“Dan Sesungguhnya Allah telah mengambil Perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka orang pemimpin dan Allah berfirman: “Sesungguhnya aku beserta kamu, Sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik Sesungguhnya aku akan menutupi dosa-dosamu. dan Sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka Barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, Sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. Al-Ma’iddah: 12)

Dalam ayat ini orang yang taat membayar zakat Allah janjikan ampunan dosa baginya sekaligus menjanjikan jaminan surga sebagaimana ayat sebelumnya. Orang beriman sangat menghawatirkan akhiratnya ketimbang dunia. Maka pantaslah orang beriman bahagia berzakat karena Allah menjanjikan balasan yang lebih menguntungkan ketimbang dunia dan seisinya, yaitu ampunan dan surga.

Mulai saat ini, mari kita komitmen untuk Fast Response saat dapat surat cinta dari Allah.  Slow response itu cukup untuk mantan. Yuk kita respon perintah zakat sekarang di Yakesma 

Baca juga: Aksi Kemanusiaan Bencana Yogyakarta

Rujukan :

Ekonomi Islam 101

Ali Ridlo, Jurnal Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Vol. 7 No. 1, Januari 2014