Doa Anak Yatim Cepat Dikabulkan, Benarkah?

Tentu kita sering mendengar tentang anak yatim, yang merupakan anak yang kehilangan salah satu atau kedua orang tua mereka. Anak yatim dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, dan banyak dari mereka yang kurang beruntung dan bahkan menjadi gelandangan. Anak yatim adalah anak yang merasakan kehilangan yang mendalam karena harus menghadapi kehidupan tanpa kasih sayang dan perhatian dari orang tua mereka.

Dalam perspektif Islam, anak yatim memiliki kedudukan yang istimewa dan memiliki hak-hak khusus yang harus dihormati dan dilindungi. Anak yatim dalam Islam didefinisikan sebagai anak yang kehilangan ayahnya sebelum mencapai usia baligh. Usia baligh sendiri ditentukan oleh berbagai faktor, seperti keluarnya air mani pada anak laki-laki atau terjadinya menstruasi pada anak perempuan. Dengan demikian, anak yatim adalah anak yang belum dewasa dan masih membutuhkan bantuan dan perhatian dari orang lain.

Anak yatim diberi kehormatan yang tinggi dalam Islam, sesuai dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya. Dalam Al-Qur'an, terdapat 22 ayat yang menyebutkan tentang anak yatim. Anjuran untuk memelihara dan berlaku baik pada anak yatim pun dijabarkan secara jelas. Terdapat juga larangan keras dalam Islam pada perlakuan tidak adil atau penghinaan terhadap anak yatim. Mereka adalah individu yang lemah, karena telah kehilangan ayah mereka, dan tidak ada orang dewasa yang dapat melindungi mereka sehingga harus disayangi. Tak jarang pula, dengan segala keistimewaan yang disematkan kepada anak yatim, banyak yang menganggap bahwa doa mereka cepat terkabul. Hal ini dipercaya oleh banyak orang. Bagaimana pandangan Islam terhadap hal ini?

Meskipun tidak ada bukti yang menyatakan bahwa doa anak yatim itu pasti dikabulkan (mustajab), tetapi dengan berperilaku baik terhadap anak yatim dapat mendatangkan pahala dan balasan yang setimpal. Merawat anak yatim dengan baik adalah tindakan terpuji yang sangat disukai oleh Allah SWT, meskipun mereka tidak mendoakan kita secara khusus.

Melalui perbuatan baik tersebut, kita juga akan mendapatkan berkah yang luar biasa dalam kehidupan kita. Sebaliknya, jika kita berlaku buruk terhadap anak yatim, kita akan menerima ganjaran yang setimpal pula. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

“Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan mengeluh tentang kekerasan hatinya. Rasulullah bertanya, ‘Apakah kamu ingin hatimu menjadi lembut dan kebutuhanmu terpenuhi? Kasihilah anak yatim, usaplah wajahnya, dan berilah makananmu kepada mereka, maka hatimu akan menjadi lembut dan kebutuhanmu akan terpenuhi'.”

Namun, perlu dicatat bahwa merawat anak yatim bukan semata-mata untuk mendapatkan imbalan atau keberkahan materi. Merawat anak yatim haruslah dilakukan dengan ikhlas dan tulus, tanpa mengharapkan imbalan dunia. Ini adalah bentuk ibadah dan amal kebaikan yang dilakukan karena Allah SWT.

Oleh karena itu, dalam ajaran Islam, kita didorong untuk berbuat baik dan merawat anak yatim dengan kasih sayang, perhatian, dan kebaikan. Dalam melakukan ini, kita tidak hanya memberikan manfaat kepada anak yatim, tetapi juga mendapatkan keberkahan dan kebaikan dalam hidup kita sendiri.

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Tentang Kami
    Yayasan Kesejahteraan Madani (YAKESMA) didirikan pada 4 juli 2011, sebagai sebuah lembaga amil zakat yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat dan mereka yang telah berjasa dalam pengajaran pendidikan keterampilan pemberdayaan dan dakwah di masyarakat.
    Kontak Yakesma
    Jalan Teluk Jakarta No.9
    Komp. AL Rawa Bambu, Pasar Minggu,
    Jakarta Selatan 12520
    Telp: (021) 22 789 677 | WA. 0822 7333 3477
    Email: welcome@yakesma.org
    Sosial Media
    2023 - Yayasan Kesejahteraan Madani