Ketakwaan, Ukhuwah dan Ketaatan

Pada awal surat Al Anfal kita bisa mengambil banyak pelajaran khususnya tentang ketakwaan, ukhuwah dan ketaatan.

 

فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَصْلِحُوْا ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖوَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗٓ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

 

“…maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman.”

 

Allah memerintahkan kepada kita untuk bertakwa. Arti takwa adalah menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi setiap yang dilarangnya. Pada tataran implementasinya takwa merupakan keseluruhan tindakan dan amal perbuatan seseorang dalam beribadah kepada Allah SWT.

***

Dalam surat Al Anfal ayat satu ini kita juga diperintahkan untuk memperbaiki hubungan antara sesama. Surat Al Anfal diturunkan setelah usai perang badar. Pada saat itu terjadi perselihinan di antara para sahabat sehingga masih ada hal-hal yang tidak nyaman di dalam hati.

 

Sahabat berkata Sa’ a akhlakuna, akhlak kami sudah sangat buruk. Perkataan sahabat tersebut sesuai dengan apa terjadi saat perang badar, dimana masih ada yang saling menduga-duga dan berburuk sangka. Karena itulah Allah menurunkan hujan, tidak hanya untuk mengampuni dosa-dosa sahabat, tapi juga menghilangkan hal-hal buruk di dalam hati.

 

Saat bekerja bersama-sama tentu ada saja hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Walaupun begitu kondisinya, kita telah diikat dengan ikatan persaudaraan atau ukhuwah maka perintah Allah dalam surat Al Anfal: wa aslihu dzata bainikum, perbaikilah hubungan di antara sesamamu.

 

Rasulullah pernah mengatakan, ada amal ibadah yang lebih besar dibanding shalat dan puasa yaitu ishlahu dzatin bayyin, mempersaudarakan atau menghilangkan hal-hal yang tidak baik di antara sesama.

 

Bagian terakhir dari penggalan ayat pertama surat Al Anfal ini disebutkan “dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman.”

 

Setelah takwa, Allah memerintahkan kepada kita untuk taat. Lantas apa perbedaan takwa dan taat? Takwa hanya dilakukan kepada Allah, bukan kepada makhluk. Sedangkan, taat dapat dilakukan kepada Allah, rasul dan ulil amri serta bentuk ketaatan lain seperti taat kepada orang tua atau pimpinan.

 

Meskipun ketaatan ada di bawah ketakwaan, tapi Allah perintahkan bahwa setelah takwa adalah taat kepada Allah dan Rasulullah. Maka ketaatan juga memiliki nilai yang sangat besar.

 

Dahulu pernah ada sebagian sahabat yang belum mengikuti tuntunan rasul. Sehingga nabi Muhammad mengingatkan agar mengikuti semua apa yang dikatakan Rasulullah. Karena menyelisihi atau menyalahi tuntunan rasul khawatir sesuatu yang tidak diinginkan terjadi kepada sahabat-sahabatnya. Disitulah kepentingannya taat kepada Allah, Rasul dan dalam konteks sekarang surat annisa ayat 59 taat kepada Allah, rasul dan ulil amri. Maka sebagaimana Quran Surat An-Nisa ayat 59 penting bagi kita untuk taat kepada Allah, Rasulullah dan ulil amri

 

Begitu juga dalam konteks mengelola dana zakat, tidak hanya taat kepada Allah dan Rasulullah yang biasa disebut dengan ungkapan patuh pada syariat, kita juga harus patuh pada regulasi dan patuh pada NKRI.

 

Setelah itu Allah sebutkan muwashofat-nya kenapa perintah yang harus lebih dahulu dilakukan. Menjalankan perintah atau kewajiban lebih utama sebelum menerima hak. Ketika sudah menjalankan kewajiban insya Allah haknya akan Allah penuhi. Tapi, jika belum maksimal menjalankannya khawatir haknya tidak dipenuhi oleh Allah SWT. Maka sebagaimana pada ayat 2-4, setelah perintah-perintah yang menjadi kewajiban dijalankan insyaAllah kita akan mendapatkan hak sesuai dengan apa yang kita penuhi.

 

Seraya memenuhi setiap perintah atau kewajiban, penting bagi kita untuk memohon pertolongan Allah SWT. Sebagaimana tertuang pada Quran surat Anfal ayat kesepuluh: “tidak ada pertolongan keculai berasal dari sisi Allah SWT”. Saat berhubungan dengan manusia, kita juga harus berhubungan dengan Allah. Karena setiap hati manusia ada pada kendali Allah SWT.

 

Oleh karena itu, mari kita memohon kepada Allah SWT, atas seluruh yang sudah kita jalankan dan beberapa hal yang sudah kita rencanakan semoga Allah berikan kemudahan.   

 

(Oleh: KH. Dr. Atabik Luthfi, Lc, MA)

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Tentang Kami
    Yayasan Kesejahteraan Madani (YAKESMA) didirikan pada 4 juli 2011, sebagai sebuah lembaga amil zakat yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat dan mereka yang telah berjasa dalam pengajaran pendidikan keterampilan pemberdayaan dan dakwah di masyarakat.
    Kontak Yakesma
    Jalan Teluk Jakarta No.9
    Komp. AL Rawa Bambu, Pasar Minggu,
    Jakarta Selatan 12520
    Telp: (021) 22 789 677 | WA. 0822 7333 3477
    Email: welcome@yakesma.org
    Sosial Media
    2023 - Yayasan Kesejahteraan Madani